11 - 14 SEPTEMBER 2024

Jakarta International Expo, Jakarta - Indonesia

Tok! Menkeu & DPR Deal Harga Minyak US$ 55-70/Barel di 2022

Tok! Menkeu & DPR Deal Harga Minyak US$ 55-70/Barel di 2022

Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

 

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati sejumlah asumsi makro di sektor energi untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 mendatang.

Hal tersebut terjadi saat Sidang Paripurna Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2022 dan RKP 2022 di Badan Anggaran DPR RI, Senin (06/07/2021).

Dari sektor energi, telah disepakati asumsi awal untuk harga minyak mentah Indonesia atau (Indonesian crude price/ICP), lifting minyak bumi, dan lifting gas bumi.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan ICP disepakati sebesar US$ 55 – US$ 70 per barel, lebih tinggi dari pembahasan awal yang diusulkan sekitar US$ 55 – US$ 65 per barel.

Kemudian, lifting minyak bumi disepakati sebesar 686-750 ribu barel per hari (bph), lebih tinggi dari usulan awal sekitar 686-726 ribu bph.

Dan lifting gas bumi disepakati sebesar 1,031-1,200 juta barel setara minyak per hari (BOEPD), lebih tinggi dari usulan awal 1,031-1,103 juta BOEPD.

Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut melalui akun Instagram pribadinya @smindrawati, dikutip Rabu (07/07/2021).

“Berkat kerja sama dan kolaborasi yang baik, serta itikad baik untuk mempercepat pemulihan ekonomi, penyampaian hasil laporan pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2022 dan RKP 2022 antara Pemerintah dan Banggar DPR RI dapat diterima dalam Sidang Paripurna DPR RI pada hari ini, Senin (6/7/2021),” ungkapnya.

Dia mengatakan, capaian ini tidak mudah karena RAPBN 2022 disusun dengan faktor ketidakpastian yang tinggi dalam masa pandemi. Meski indikator ekonomi hingga semester 1 2021 menunjukkan momentum pemulihan ekonomi yang menguat, namun Sri Mulyani meminta agar tidak lengah.

“Kebijakan counter cyclical ditempuh untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan penguatan reformasi struktural, serta mendukung target pembangunan. Pengelolaan fiskal juga akan dikelola secara pruden dan berkelanjutan dengan konsolidasi fiskal secara bertahap, dan defisit diharapkan dapat kembali ke maksimal 3 persen dari PDB pada 2023,” jelasnya.

Kesepakatan ini nantinya akan dituangkan dalam pembacaan Nota Keuangan RAPBN 2022 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang 17 Agustus 2021 mendatang, kemudian akan dibahas bersama lagi antara pemerintah dan DPR hingga nantinya disahkan menjadi APBN 2022.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan usulan asumsi makro sektor energi untuk RAPBN tahun 2022 kepada Komisi VII DPR RI dalam Rapat Kerja, Rabu (02/06/2021).

Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan pihaknya mengusulkan ICP pada asumsi makro RAPBN 2022 mencapai sekitar US$ 55-65 per barel, lebih tinggi dari asumsi ICP pada APBN 2021 yang dipatok sebesar US$ 45 per barel.

Perkiraan ICP pada 2022 ini menurutnya dengan pertimbangan sejumlah faktor, termasuk realisasi ICP hingga saat ini, perkiraan ICP hingga akhir tahun ini, dan perkiraan dunia terhadap harga minyak mentah pada tahun depan.

Dia memaparkan, meski asumsi ICP dalam APBN 2021 ini ditetapkan sebesar US$ 45 per barel, namun realisasi ICP dari Januari-Mei 2021 menurutnya telah mencapai US$ 60,92 per barel.

Melihat realisasi ICP hingga Mei ini, maka pihaknya memperkirakan ICP pada 2021 ini rata-rata bisa mencapai sebesar US$ 60 per barel. Namun demikian, dia menegaskan, dinamika harga minyak dunia sulit diproyeksikan.

Beberapa proyeksi dari berbagai pihak polling, seperti Reuters dan Departemen Energi Amerika Serikat, harga minyak dunia pada 2022 diperkirakan US$ 56,74- 64,52.

Selain itu, lanjutnya, kebijakan negara-negara pengekspor minyak (OPEC+), kondisi fundamental AS, dan Tiongkok menurutnya juga akan mempengaruhi harga minyak mentah dunia. Pulihnya ekonomi sejumlah negara dengan dibukanya kembali pembatasan wilayah dan pergerakan masyarakat, serta peningkatan impor minyak mentah Tiongkok akan menggerakkan permintaan minyak global.

“Dengan pertimbangan hal tersebut, maka pemerintah usulkan ICP tahun anggaran 2022 US$ 55-65 per barel,” ungkap Arifin dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (02/06/2021).

Selanjutnya, Arifin menjelaskan produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi (migas) pada 2022 diusulkan sekitar 1,717-1,829 juta barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri dari lifting minyak sekitar 686-726 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas bumi 1,031-1,103 juta BOEPD.

Usulan lifting migas pada 2022 ini juga meningkat dari APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 1,712 juta BOEPD untuk migas, terdiri dari 705 ribu bph untuk minyak dan 1,007 juta BOEPD untuk gas bumi.

 

Oleh: Anisatul Umah

Source: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210707135617-4-258990/tok-menkeu-dpr-deal-harga-minyak-us–55-70-barel-di-2022